Tuesday 29 March 2016

Client Centered Therapy

 Pandangan Client center Therapy tentang Sifat Manusia
Client Center Therapy memandang manusia secara positif. Manusia memiliki suatu kecenderungan kearah menjadi berfungsi penuh, dalam proses terapi ini klien memiliki tanggung jawab utama untuk menuju keadaan psikologis yang sehat.

   Konsep pokok Client Center Therapy
  Organism.
Pengertian organism mencakup tiga hal:
·   Makhluk hidup : organism adalah makhluk lengkap dengan fungsi fisik dan psikologiknya.
·    Realitas subyektif : organism menanggapi dirinya seperti yang diamati atau dialaminya.
·         Holisme : organism adalah suatu kesatuan system, sehingga perubahan pada satu bagian akan mempengaruhi bagian lain.

     Medan Fenomena
Medan Fenomena yaitu keseluruhan pengalaman yang memiliki sifat disadari dan tak disadari, tergantung apakah pengalaman yang mendasari dari medan phenomenal tersebut

Self
Konsep pokok dari teori kepribadian Rogers adalah self, sehingga dapat dikatakan self merupakan satu-satunya struktur kepribadian yang sebenarnya. Beberapa penjelasan mengenai self dapat disimpulkan:
·         Self terbentuk melalui difernsiasi medan fenomena.
·  Self juga terbentuk melalui introjeksi nilai-nilai orang tertentu(significant person) dan dari distorsi pengalaman
·         Self bersifat integral dan konsisten
·         Pengalaman yang tidak sesuai dengan struktur self dianggap sebagai ancaman.
·         Self dapat berubah sebagai akibat kematangan biologikdan belajar.

Ciri-Ciri Pendekatan Client Center :
Ciri-ciri pendekatan Client-Centered adalah sebagai berikut:
1.     Pendekatan client-centered difokuskan pada tanggung jawab dan kesanggupan klien untuk menemukan cara-cara menghadapi kenyataan secara lebih penuh. Dimana ia sebagai orang yang paling mengetahui tentang dirinya sendiri adalah orang yang harus menemukan tingkah laku yang lebih pantas untuk dirinya sendiri.
2.    Pendekatan ini menekankann pada dunia fenomenal klien. Dengan empati dan usaha yang cermat untuk memahamin klien, terapis memberikan perhatian terutama pada persepsi diri klien dan persepsi klien terhadap dunia.
3.    Prinsip-prinsip psikoterapi yang sama diterapkan pada semua orang. diterapkan pada individu yang taraf fungsi psikologisnya relatif normal maupun yang derajat penyimpangan psikologisnya lebih besar.
4.    Ada sikap tertentu terapis yang membentuk kondisi yang diperlukan dan memadai bagi keefektifan terapeutik bagi klien yaitu ketulusan, kehangatan, penerimaan yang nonposesif, dan empati yang akurat.
5.    Terapi client-centered bukan merupakan suatu teknik maupun dogma. Terapi ini adalah suatu cara dan perjalanan bersama antara terapis dan klien dalam berpartisipasi secara manusiawi dalam pengalaman pertumbuhan.

Tujuan Client Center Therapy
Tujuan utama pendekatan ini adalah untuk menciptakan iklim yang kondusif sebagai usaha untuk membantu klien menjadi pribadi yang utuh, yaitu pribadi yang mampu memahami kekurangan dan kelebihan dirinya. Tidak ditetapkan tujuan secara khusus dalam, sebab terapis digambarkan memiliki kepercayaan penuh pada klien untuk menentukan tujuan-tujuan yang ingin dicapainya dari dirinya sendiri. Secara lebih terperinci, tujuan client center therapy adalah:
  •     Terbuka pada pengalaman, yaitu membantu klien untuk membuka diri terhadap pengalaman-pengalaman baru.
  • Percaya pada diri sendiri, yaitu menumbuhkan kepercayaan diri klien
  •  Tempat evaluasi internal, yaitu membantu klien untuk menyadari kenyataan yang terjadi terhadap dirinya dan membantunya membuat keputusan sendiri
  •  Kesediaan untuk menjadi sebuah proses, yaitu membantu klien menyadari bahwa manusia tumbuh dalam suatu proses.


Hubungan Antara Terapis dengan Klien
Rogers merangkum hipotesis dasar client-centered dalam satu kalimat, yaitu : "Jika saya bisa menyajikan suatu tipe hubungan, maka orang lain akan menemukan dalam dirinya sendiri kesanggupan menggunakan hubungan itu untuk pertumbuhan dan perubahan sehingga perkembangan pribadi pun akan terjadi" (Rogers, 1961, halm. 73).
Diperlukan sikap-sikap utama terapis client-centered yang kondusif bagi penciptaan iklim psikologis yang layak dimana klien akan mengalami kebebasan untuk memulai perubahan kepbribadian. Menurut Carl Rogers (1967), Ke enam kondisi berikut diperlukan dalam pengubahan kepribadian, yaitu :
  1. Dua orang berada dalam hubungan psikologis.
  2. Orang pertama (disebut dengan klien) ada dalam keadaan tidak selaras dan cemas.
  3.  Orang kedua (disebut dengan terapis) ada dalam keadaan selaras dan terintegrasi dalam berhubungan.
  4. Terapis merasakan perhatian positif yang tak bersyarat terhadap klien.
  5. Terapis merasakan perasaan empatik terhadap permasalahan klien dan berusaha mengkomunikasikan perasaan tersebut kepada klien.
  6. Menunjukkan perasaan empatik dan rasa hormat yang positif tak bersyarat dari terapis kepada klien dapat dicapai.

Jika keenam kondisi tersebut ada selama beberapa periode, maka perubahan kepribadian yang konstruktif pun akan terjadi.

Fungsi dan Peran Terapis
Peran terapis berakar pada cara-cara keberadaannya dan sikap-sikapnya, bukan pada penggunaan teknik-teknik yang dirancang untuk menjadikan klien “berbuat sesuatu”. Pada dasarnya, terapis menggunakan dirinya sendiri sebagai alat untuk mengubah. Dengan menghadapi klien pada taraf pribadi ke pribadi, maka peran terapis adalah tanpa peran. Adapun fungsi terapis adalah membangun suatu iklim terapeutik yang menunjang pertumbuhan iklim.
Jadi, terapis client centered membangun hubungan yang membantu di mana klien akan mengalami kebebasan yangdiperlukan untuk mengeksplorasi area-area hidupnya yang sekarang diingkari atau didistorsinya. Klien menjadi kurang defensif dan menjadi lebih terbuka terhadap kemungkinan-kemungkinan yang ada dalam dirinya maupun dalam dunia.
Yang pertama dan terutama, terapis harus bersedia menjadi nyata dalam hubungan dengan klien. Terapis menghadapi klien berlandaskan pengalaman dari saat ke saat dan membantu klien dengan jalan memasuki dunianya alih-alih menurut kategori-kategori diagnostik yang telah dipersiapkan. Melalui perhatian yang tulus, respek, penerimaan, dan pengertian terapis, klien bisa menghilangkan pertahanan-pertahanan dan persepsi-persepsinya yang kaku serta bergerak menuju taraf fungsi pribadi yang lebih tinggi.

Metode dan teknik-teknik PCT
Teknik-teknik ini menekan pada kepribadian, keyakinan-keyakinan dan sikap-sikap terapis dalam menerapi. Selain itu, teknik ini mengungkapkan dan pengkomunikasikan penerimaan, respek dan pengertian. Terapis juga berbagi upaya dengan klien untuk mengembangkan acuan internal (tolak ukur) dengan memikirkan, merasakan dan mengeksplorasi. Teknik-teknik dasar mencakup dalam mendengarkan aktif, merefleksikan perasaan-perasaan, menjelaskan dan “hadir” bagi klien.

        Syarat Dasar Teknik Client Center Therapy
·         Self Concept : Merujuk pada bagaimana klien memikirkan-menghargai dirinya.
·         Locus of Evaluation : Merujuk dari sudut pandang klien bagaimana klien menilai dirinya.
·         Experiencing : Proses dimana klien mengubah pola pandangnya, dari yang terbatas dan kaku, menjadi lebih terbuka.

Kasus yang menggunakan Client Cnter Therapy

Seorang remaja bahwa dia sangat sayang pada adiknya, tetapi pada suatu saat dia mulai sadar akan tingkah lakunya yang bertentangan dengan pikiran itu, karena ternyata dia sering sekali mengucapkan kata-kata iri kepada adiknya  yang selalu dibela orang tua. Padahal, terhadap adik sendiri seorang kakak tidak boleh bertindak itu. Pengalaman yang nyata ini menunjuk pada suatu pertentangan antara siapa saya ini sebenarnya dan seharusnya menjadi orang yang bagaimana. Bilamana remaja mulai menyadari kesenjangan dan mengakui pertentangan itu, dia menghadapi keadaan dirinya sebagaimana adanya. Kesadaran yang masih samar-samar akan kesenjangan itu menggejala dalam perasaan kurang tenang dan cemas serta dalam evaluasi diri sebagai orang yang tidak pantas (worthless).
Remaja ini mau untuk menerima layanan konseling dan menjalani proses konseling untuk menutup permasalahannya antara dua kutub di dalam dirinya sendiri, serta akhirnya menemukan dirinya kembali sebagai orang yang pantas (person of worth).
Pada proses terapinya, klien menjadi pusat dari terapi ini di mana terapis lebih membiarkan klien menemukan jalan keluarnya sendiri. Jadi remaja ini di buat mengerti dan paham akan masalah yang sedang dihadapinya dan terapis tidak memaksakan klien untuk menceritakan masalahnya bila klien sedang tidak ingin menceritakannya, klien hanya memberikan pandangan tentang masalah yang sedang dihadapinya sedangkan pilihan dan prosesnya klien yang menentukannya.

Daftar Pustaka
Corey, Gerald. 2010. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: PT. Refika Aditama
Suryabrata, Sumadi. 2010. Psikologi Kepribadian. Jakarta: Rajawali Pers

No comments:

Post a Comment