Wednesday 29 June 2016

Softskill# Terapi Keluarga & Terapi Kelompok

Pengertian Terapi Keluarga

Terapi keluarga adalah pendekatan terapeutik yang melihat masalah individu dalam konteks lingkungan khususnya keluarga dan menitik beratkan pada proses interpersonal.
Tetapi keluarga merupakan intervensi spesifik dengan tujuan membina komunikasi secara terbuka dan teraksi keluarga secara sehat.
Terapi keluarga merupakan salah satu bentuk psikoterapi kelompok yang berdasarkan pada kenyataan bahwa manusia adalah mahluk sosial dan bukan suatu mahluk yang terisolir.
Ruang Lingkup Terapi Keluarga

Sistem keluarga diorganisir sekitar dukungan, aturan, asuhan dan sosialisasi anggota keluarga
Dalam hal ini terapist bergabung dengan keluarga bukan untuk mendidik dan membuatnya sosial tetapi memperbaiki dan memodifikasi fungsi keluarga itu sendiri sehingga dapat menjalankan fungsi dengan baik.
Sistem keluarga mempunyai sifat – sifat pertahanan diri karena itu sekali perubahan terjadi keluarga ini akan mempertahankan dan mengubah umpan balik
atau memberi nilai pengalaman pada anggota keluarganya

PERKEMBANGAN DARI TERAPI KELUARGA
Perkembangan dari fokus pada individu, psikodinamik berdasarkan psikoterapi ke fokus pada keluarga sebagai unit dari terapi, dikemukakan of Jones sebagai " Sceentific Revoketion ".
Penggunaan terapi keluarga ini yaitu untuk mengerti perilaku manusia, khususnya disfungsi manusia.

Contoh :seseorang yang mempunyai harga diri rendah akan menampilkan suatu " False Self " yang ditampilkan pada saat yang sama diajuga takut kecewa dan sulit mempercayai orang lain termasuk pasangan hidupnya. 
Hal ini menyebabkan kesulitan yang serius dalam perkawinannya.
Tujuan dari terapi keluarga yang berorientasi psikodinamika yaitu untuk menolong anggota keluarga mencapai suatu pengertian tentang dirinya dan caranya beraksi satu sama lain di dalam keluarga.

Disini anggota keluarga didorong kearah asosiasi bebas dengan membiarkan pikiran mereka berjalan bebas tanpa sensor alam sadar dan memverbalisasilan pikirannya. Terapist hendaknya dan tudak secara aktif melakukan intervensi juga hindari memberi saran dan memanipulasi keluarga.

Behavioural Family Therapy
Terapi perilaku dalam keluarga diawali dengan mempelajari pola perilaku keluarganya untuk menentukan keadaan yang menimbulkan masalah perilaku itu.

Group Therapy Approaches
Terapi kelompok dapat diterapkan didalam keluarga.
Tujuannya adalah menolong anggota keluarga mendapatkan insight melalui proses interaksi didalam kelompok. Peranan terapist adalah sebagai fasilitator dan kadang – kadang menginter pretasi apa yang terjadi pada anggota kelompok.

Contoh : orang tua bertanggung jawab terhadap anak – anak dan dia punya hak untuk membatasi perilaku anak jika anak sudah besar, dia punya hak sendiri untuk mengambil keputusan. Cara ini sering ditemukan pada terapi struktural dimana tujuan proses, terapi untuk merubah posisi dari batasan diatara sub sistem yang berbeda dalam keluarga.

Manfaat untuk pasien :
Memepercepat proses kesembuhan melalui dinamika kelompok / keluarga
Memperbaiki hubungan interpersonal pasien dengan tiap anggota keluarga atau memperbaiki proses sosialisasi yang dibutuhkan dalam upaya rehabilitasinya.
Jika dilakukan pada program rawat jalan diharapkan dapat menurunkan angka kekambuhan.

Manfaat untuk keluarga :
Memperbaiki fungsi dan struktur keluarga sehingga peran masing – masing anggota keluarga labih baik.
Keluarga mampu meningkatkan pengertiannya terhadap pasien sehingga lebih dapat menerima, lebih toleran dan lebih dapat menghargai pasien sebagai manusia maupun terhadap potensi – potensinya masih ada.

Kesimpulan :
Terapi keluarga salah satu terapi modalitas yang melihat masalah individu dalam konteks lingkungan khususnya keluarga.
Untuk dapat menajalankan terapi keluarga dengan baik diperlukan pendidikan dan latihan dengan dilandasi berbagai teoeri yaitu psikoterapi kelompok, konsep keluarga struktur dan fingsi keluarga,dinamika keluarga, terapi perilaku dan teori komunikasi.


TERAPI KELOMPOK
Terapi kelompok merupakan psikoterapi yang dilakukan dalam kelompok, khususnya terdiri dari 4 sampai 8 klien pada saat itu. Terapi kelompok dipercaya untuk memberikan terapi pengalaman yang tidak bisa didapatkan dari terapi secara individu. Beberapa pengalaman-pengalaman itu adalah menerima dorongan dari anggota kelompok lain, belajar bahwa kita tidak satu-satunya orang yang dalam masalah tersebut, belajar dari nasehat yang diberikan yang diberikan oleh oranglain.
            Banyak masalah emosional menyangkut kesulitan seseorang berhubungan dengan oranglain, termasuk perasaan penutupan diri/isolasi, penolakan, dan kesepian dan tidak sanggupnya menjalin hubungan yang berkomitmen. Walaupun pakar terapi dapat membantu individu memecahkan sebagian dari masalah ini, hasil akhirnya terletak seberapa baik orang tersebut dapat menerapkan sikap dan respons yang dipelajari dalam terapi dalam hubungan sehari-hari. Terapi kelompok memberi kesempatan bagi para klien untuk memecahkan masalahnya dengan kehadiran orang lain, untuk mengamati bagaimana reaksi orang atas perilaku mereka.

Pakar terapi dari berbagai orientasi (psikoanalitik, humanistik, dan perilaku) telah memodofikasi teknik mereka agar dapat diterapkan dalam terapi kelompok. Terapi kelompok telah digunakan dalam berbagai suasana (setting) – di barak rumah sakit dan balai pengobatan jiwa yang tidak rawat inap, terhadap para orangtua yang anaknya yang mempunyai kelainan, terhadap para remaja di lembaga rehabilitasi, dll. Khusunya, kelompok itu terdiri atas sejumlah individu yang tidak banyak (6 – 12 orang dianggap optimal) yang memiliki masalah serupa. Pakar terapi biasanya hanya berapa di belakang layar, memberi kesempatan bagi para anggota untuk saling bertukar pengalaman, mengomentari perilaku orang lain, dan mendiskusikan masalah mereka sendiri dan masalah para anggota lainnya dari kelompok itu. Pada mulanya mereka cenderung bersikap defensif/membela diri dan kikuk bila kelemahan mereka dipaparkan, tetapi sedikit demi sedikit mereka semakin lebih objektif atas perilaku mereka terhadap orang lain. 

Kesimpulan :
Mereka dapat memperoleh kemampuan yang meningkat untuk mengidentifikasikan dan berempati dengan oranglain dalam kelompok dan memperoleh perasaan berharga apabila mereka dapat membantu anggota lain dengan menawarkan pernyataan yang penuh pengertian atau penafsiran yang bermakna. Biasanya, terapi kelompok digunakan untuk memperkenalkan klien dengan dunia sosialnya, sebagai terapi lanjutan dari terapi individual.